Senin, 26 April 2010

Kenapa Saya (Akhirnya) Menjadi Aremania


Dikirim oleh Zamroni Ibrahim, Jakarta
Izinkan saya menyampaikan sebuah testimoni personal; saya seorang Aremania. Tepatnya baru menjadi Aremania (2010). Secara pribadi saya tidak ragu dengan pengakuan tersebut. Dan sebagai Aremania pendatang baru, saya sadar bahwa saya belum banyak tahu apa-apa mengenai klub tambatan hati ini.

Tapi itu tak masalah, bukan? Setiap Aremania pasti melewati fase yang satu ini, belajar mencintai Arema. Saya yakin rekan-rekan Aremania seluruh Indonesia mengalami hal yang sama dengan saya pada awal kecintaannya terhadap Arema.

Sebelum menjadi Aremania saya sudah suka sepakbola Indonesia. Prinsip saya, kalau bukan kita -orang Indonesia- yang mencintai kompetisi negaranya, lantas siapa lagi. Berharap orang negara lain, tak mungkinlah! Prinsip ini saya pegang teguh setiap kali saya menonton kompetisi sepakbola di televisi. Waktu itu saya tak kesah benar klub apapun yang menang dan juara. Bagi saya semua sama. Terkadang di sebuah siaran live saya pegang Persib, namun tak jarang pula saya pegang Persija di pertandingan berikutnya. Dan bisa jadi minggu berikutnya saya menjagokan Sriwijaya atau Persipura. Tentu saja Arema juga sering saya jagokan setiap kali match Arema disiarkan.

Namun bagaimanapun juga memang kurang sreg mengikuti kompetisi lokal kita jika tak ada jagoan tetap. Setelah sekian tahun tanpa tim favorit permanen, akhirnya, tahun 2010 ini saya mantap menjadi Aremania. Ada beberapa alasan logis saya kenapa saya pilih Arema. Selain permainan Arema yang ciamik di awal musim 2009/2010 yang membuat saya kecantol, ada alasan-alasan khusus lain yang membuat saya mantap menjadi Aremania;

Pertama, yang sederhana sekali, nama Arema sangat cathy dan stylist. Berbeda dengan mayoritas klub lainnya yang merupakan akronim atau singkatan. Seperti Persija, Persijap, Persib, Persiba, PSM, PSMS, PSMP, PSPS, dsb. Kelihatan seragam sekali namanya, monoton, kayak tak ada nama lain saja menurut saya. Meski begitu saya juga paham kalau nama-nama tersebut memang mempunyai unsur historis yang panjang. Terutama saat awal kompetisi era Perserikatan tempo doeloe!

Kedua, masalah logo klub. Banyak klub masih sangat menonjolkan warna lokalitas atau kedaerahan. Tak sreg saya memakai jersey klub yang masih memakai logo Pemda (atau logo yang punya afiliasi dengan pemda). Selain itu, logo-logo tersebut sangat old fashioned, sangat basi dan ketinggalan zaman. Maaf bagi teman-teman suporter lain kalau tersinggung, ini sekedar opini personal saya. Sedangkan Arema, logonya kepala singa, bagi saya ini tak mewakili lokalitas daerah tertentu.

Tentu saja saya sadar homebase Aremania terbesar adalah Malang Raya itu sendiri, dan peran Aremania Malang-lah yang paling signifikan pengaruhnya terhadap klub ketimbang daerah lain. Tapi, dengan simbol yang tak terusik logo Pemda membuat saya berpikir Arema punya potensi meraih dukungan dari pencinta bola Indonesia di luar Malang, khususnya dari mereka yang berada di luar Jawa Timur. Saya sendiri, anak asli melayu Jambi Sumatera, merasa Arema-lah yang bisa menjadi klub favorit yang tepat.

Ketiga, Arema tidak menggunakan uang APBD. Ini yang menjadi salah satu titik pangkal kecintaan saya terhadap Arema. Memang bukan hal baru lagi kalau mayoritas klub Indonesia memakai dana APBD untuk bisa mengarungi kompetisi. ISL sebagai liga yang katanya profesional, bagi saya menjadi sia-sia jika klub tidak bisa menghidupi dirinya sendiri.

Arema, dengan ketiadaan APBD membuat saya yakin klub model inilah seharusnya menjadi contoh baik buat klub-klub lain yang masih menyusu ke dana daerah. Inilah langkah yang harus diambil kalau mau jadi klub profesional. Sampai kapan mau menghabiskan APBD melulu? Walaupun saya tahu dengan tiadanya APBD tersebut sering membuat Arema krisis finansial. Tapi itu tak apa-apa, selagi Arema krisis bukan karena boros akibat belanja pemain bintang jor-joran misalnya, saya bisa paham, dan selalu akan mendukung Arema. Tak apa-apa dengan finasial pas-pasan asal diatur dengan baik, roda keuangan klub pasti bisa juga lancar juga akhirnya.

Pasti ada jalan lain untuk sumber keuangan klub selain APBD. Bagi saya nonsense jika ada klub yang jadi juara karena daerahnya royal menggelontorkan dana hingga belasan milyar rupiah, apatah lagi jika sampai gagal. Masyallah! Duit rakyat itu, Bung! Dan Arema semoga tetap mandiri selalu. Jangan sampai menyusahkan pemda Malang.

Keempat, perubahan nama Arema Malang menjadi Arema Indonesia. Saya tahu alasan perubahan nama tersebut berasal dari pelatih Robert Alberts yang kurang sreg memakai nama Malang di belakang kata Arema. Alasannya, malang adalah arti lain dari tidak beruntung (unlucky). Tak masalah apapun alasan perubahan nama tersebut. Bagi saya, perubahan ini adalah langkah yang tepat. Dengan mengubah Arema Malang menjadi Arema Indonesia, membuat Arema semakin keluar dari semangat kedaerahan belaka.

Walaupun banyak klub kelas dunia yang mengambil nama daerah semisal Manchester United dari kota Manchester dan AC Milan untuk kota Milan, tapi berhasil meraih dukungan orang luar kota bersangkutan bahkan mampu menembus batas negara. Namun, tak tepat juga membandingkan kasus nama-nama klub liga Eropa dengan nama-nama klub Liga Super Indonesia. Tapi bagaimanapun, saya rasa, dengan nama Arema Indonesia saya berharap klub ini tidak sebatas Malang Raya dan Jawa Timur saja fans-nya tapi juga ke seluruh Indonesia (faktanya sudah mulai kelihatan, banyak Aremania tidak hanya berbasis di Malang Raya), semoga juga luar negeri….

Itu saja, anggap saja sebagai perkenalan awal saya dengan Aremania di seluruh Indonesia….dalam lubuk hati saya sangat menanti-nanti kehadiran Arema Indonesia di SGUBK dalam pertandingan pertandingan melawan Persija bulan Mei nanti. Semoga di pertandingan tersebut adalah penentuan Arema juara ISL 2009/2010. Tapi semoga sebelum pertandingan tersebut Arema sudah jelas juara, dan kehadiran saya di SGUBK nanti hanya merayakan titel juara. Semoga. Ini harapan terbesar saya.

SALAM SATU JIWA AREMANIA, BRAVO AREMA INDONESIA

Zamroni Ibrahim
Aremania Jambi yang kini berdomisili di Jakarta (Ongisnade.net)

Warga Tidak Simpati atas Anarkisme Solidaritas HMI


Diawali bentrokan antara Polisi dan warga berhadapan dengan mahasiswa di Makassar menuai buntut panjang. Aksi mahasiswa di Makassar secara jelas terlihat bahwa warga membenci aksi mahasiswa yang anarkis dan tidak menaruh simpati sedikit pun pada aksi yang dilakukan mahasiswa ketika itu. Aksi mahasiswa itu pun berujung dengan bergabungnya warga beserta aparat kepolisian untuk membubarkan aksi anarkis mahasiswa yang tidak jelas arahnya.

Berangakat dari isu adanya oknum polisi yang merusak kantor Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Makassar dan mahasiswa membalas dengan merusak pos – pos polisi beserta rambu – rambu dan fasilitas lalu lintas lain, mulai direspon dengan aksi yang semakin keras oleh mahasiswa. Solidaritas HMI Makassar pun semakin kuat setelah HMI di berbagai daerah juga turut melakukan aksi turun kejalan untuk mengusut kasus ini. Aksi solidaritas HMI ini pun semakin gencar dalam beberapa waktu belakangan, namun yang disesalkan aksi solidaritas ini mengarah pada aksi yang anarkis dan meresahkan masyarakat.

Mulanya, aksi demo mahasiswa itu terjadi dalam beberapa hari berturut - turut terkait kasus Bank Century, yang notabene membela diatas nama rakyat dan kebenaran. Namun, respon masyarakat ketika itu negatif, karena warga merasa resah dan aktifitas perekonomian mereka terhambat. Berkaca dari respon dan tindakan warga Makassar ketika menghadapi aksi mahasiswa, beberapa warga berpendapat bahwa mereka merasa resah dan jengkel terhadap aksi mahasiswa yang tidak tertib dan cenderung anarkis.

Sejatinya, mahasiswa bergerak dalam gerakan moral untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat sebagai kontrol sosial terhadap realitas dan jalannya pemerintahan, dimana kepentingan rakyat lah yang menjadi dasar mereka dalam bergerak dan beraspirasi. Sekarang, sepertinya keadaannya mulai terbalik, karena rakyat sudah tidak lagi menaruh simpati pada aksi mahasiswa yang saat ini gencar dilakukan terlebih pada aksi anarkis dan meresahkan. Lalu, sekarang mahasiswa bergerak atas dasar apa? Atas nama rakyat atau hanya atas dasar solidaritas yang meng-eksklusif-kan diri.

Jadi, bila kita ingin tegaskan kembali, masih relevankah aksi mahasiswa yang tetap berteriak lantang dan membela atas nama rakyat sebagai bentuk gerakan moral, sementara rakyat sendiri pun merasa resah dan ketakutan apabila terjadi aksi demo mahasiswa, terlebih aksi tersebut mengarah pada tindakan anarkis dan mengganggu ketertiban umum. Disisi lain, rakyat pun berharap bahwa akan selalu ada pihak yang tetap membela dan memperjuangkan nasibnya, namun dengan cara yang lebih beretika, bersahabat dengan masyarakat, saling mendukung dan memberi simpati, dan berbagai tidakan yang jauh dari kekerasan, hanya itu. Karena rakyat masih mengerti etika, sebaik mahasiswa belajar etika.

Persahabatan atau cinta??


Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?

Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

By : Kahlil Gibran

About Me


About me :
Faizal Kurniawan, Begitulah orang tua saya memberikan nama saat saya terlahir ke dunia ini pada tanggal 23 september 1987 di kota yang terkenal dengan jiwa "singo edan" Malang. Saya memulai pendidikan pra sekolah saya di TK BA Restu 1 yang bertempat di jalan Bandung, kota malang. Kemudian saya melanjutkan ke sebuah pendidikan dasar Madrasah Ibtidaiah Negeri Malang 1 Malang,MI favourite it tepat berada di sebelah TK Saya, belum selesai sampai kelas 6, Saya pindah ke SDN Percobaan 1 pada kelas 5 SD,,Yahh saya tidak mempunyai "cukup otak" untuk mengkaji pelajaran-pelajaran agama yang dipelajari di Sekolah Islam itu. Kemudian saya melanjutkan pendidikan lanjutan tingkat pertama ke sebuah SLTP yang "cukup unik" yaitu SLTPN 4 Malang. Di Sekolah ini sangat banyak yang bisa saya dapat baik itu ilmu yang berguna bagi kehidupan saya nantinya, dan juga teman-teman yang super "Autis" (wkwkwkwk :p) yang masih bertahan sampai saya duduk di perguruan tinggi pada saat ini. (thx yow rekk we are best friend genk miskin kasukabe nyahaha)

Saya menikmati masa-masa remaja saya di SMUN 2 Malang yang terletak di Jalan Martadinata (cedek e comboran ker. . . ). Di sekolah saya ini, saya menemukan "something special" yang akan tetep saya ingat seumur hidup saya. Banyak kejadian baik itu suka maupun duka yang terjadi di Sekolah ini. Saya masih ingat nasihat sebuah motivasi yang diberikan seorang guru bahasa Inggris saya "Jadilah dirimu sendiri, Orang lain adalah pemberi masukan, Sedang keputusan tetap berada di tangan kita" hehehe. (thx ya pak,nasihatmu akan tetap saya ingat).

Perguruan tinggi?? yah itulah dambaan setiap lulusan SMU,Saya mengenal perguruan tinggi pertama dengan mengambil perkuliahan 1 tahun jurusan Informatika Komputer di CSN Brawijaya University. Setelah lulus dari pekuliahan 1 tahun itu, saya melanjutkan ke perguruan tinggi negeri terkenal di kota Malang yaitu Universitas Negeri Malang mengambil Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusannya Pendidikan Luar Sekolah. Mungkin temen-temen bertanya-tanya,apa itu Pendidikan Luar Sekolah? Nih Saya Jawab : "Intinya Pendidikan Luar Sekolah itu adl sebuah jurusan perguruan tinggi yang belajar dan mengutak atik pendidikan non formal, nah pendidikan non formal itu ap c chull?? Pendidikan non formal itu adl sebuah pendidikan di luar sistem persekolahan, contohnya?? Lembaga kursus,Lembaga pelatihan,LSM,PAUD dan masih banyak lagi. Banyak manfaat saya berkuliah di jurusan ini, Memang terasa berat, tapi itulah "seni" dari berkuliah yah?? hehehe. Saya mempunyai cita-cita menjadi seorang penilik sekolah yang berbakti pada negeri, apapun pekerjaan saya nanti, saya akan berusaha mencintainya seikhlas hati kecil saya. (guaya mu chul chulll) wkwkwkwk

Urusan cinta?? hohoho, klo urusan privasi yg satu ini, saya cuman bisa berharap saya bisa dapat jodoh yang bisa memahami karakter saya yang keras ini (wwkwkkwkww) saya mengidolakan beberapa tokoh dlam bidangnya masing2. Untuk tokoh pergerakan untuk indonesia saya mengidolakan sang proklamator RI Soekarno. dengan keputusan kontroversialnya RI dapat menyatakan kemerdekaannya yg dpt kita rasakan sampai saat ini. Untuk tokoh dunia saya mengidolakan almarhum (wkwkwkwk) Roosevelt. Tau gk sapa tuh?? dia itu mantan presiden US,waktu Pearl Harbour di bumi hanguskan oleh jepang 1942 lalu. Pernyataan dia selalu mengisaratkan seseorang yang berani mengambil resiko untuk sukses. (jika berani sukses maka harus gagal terlebih dahulu) bahh dalem kan. Untuk tokoh olah raga, saya mengidolakan atlit sepak bola M. Ridhuan, winger wizard dari tim Arema Indonesia (maklum kan saya dr malang) hoho,Saya juga Aremania sejati loh meskipun saya jarang bisa bernyanyi bersama teman2 Aremania d stadion kanjuruhan. dalam sanubari saya tetap Aremania sampai saya mati. Untuk tokoh Entertaint, saya mengidolakan "Tika Putri" wkkakaka. . .gk ad alasan apa2 saya mengidolakannya. Cantik mungkin,Tidak sombong,dan suka menabung ckakakaa.

Teman2 banyak kekurangan dalam blog saya ini. Saya mengharapkan masukan dari teman2 semuanya untuk kualitas blog saya ini nantinya. Semoga blog ini bisa menjadi wacana positif untuk teman-teman semua. amin...hehehe